Showing posts with label berita hari ini. Show all posts
Showing posts with label berita hari ini. Show all posts

Sunday, 8 September 2013

Kabin Kru Garuda Indonesia Bakal Lebih Muda

Senin, 9 September 2013 03:52 WIB
Kabin Kru Garuda Indonesia Bakal Lebih Muda
Pramugari Garuda 
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) siap merekrut ribuan kabin kru baru untuk mengimbangi penambahan pesawat sebagai bagian dari program "Quantum Leap" hingga 2015.
Faik Fahmi, Direktur Layanan Garuda Indonesia, mengatakan mulai tahun lalu program perekrutan kabin kru sudah dilakukan perusahaan. Selama dua tahun ke depan, Garuda bakal menambah 2.000 kabin kru baru. "Tiap tahun kami menambah 1.000 kabin kru baru," katanya, kemarin.
Menurut Faik, rata-rata usia kabin kru yang bakal direkrut Garuda berusia di bawah 30 tahun. Selama ini ada anggapan kabin kru Garuda itu ibunya pramugari (tua-Red). Oleh karena itu Garuda ingin menghilangkan anggapan tersebut.
"Bulan lalu kami rekrut 20 kabin kru di Bali. Selain itu, Garuda juga bakal rekrut dari daerah karena kami melihat banyak potensi terpendam di daerah," katanya.
Seperti diketahui, saat ini kabin kru Garuda sudah masuk peringkat 10 besar di antara maskapai di dunia. "Pada 2012, Garuda masuk posisi 8, sedangkan pada 2013 masuk ranking 7. Kalau nomor 1, kabin kru Cathay Pacific," ujarnya.
Sebagai bagian dari program pengembangan jaringan penerbangannya, hingga saat ini Garuda Indonesia telah mengoperasikan sebanyak 22 rute penerbangan domestik dan internasional baru, antara lain Medan Batam, Medan Padang, Medan Palembang, Balikpapan Berau, Balikpapan Banjarmasin, Balikpapan Manado, dan Jakarta Tanjung Pinang (Pulau Bintan), serta Medan Penang, Surabaya Singapura, Denpasar Brisbane, dan Jakarta - Perth.
Pada 2015, Garuda Indonesia akan mengoperasikan 194 pesawat - dari saat ini 112 pesawat, dengan rata-rata usia di bawah lima tahun.
Terkait    #Garuda Indonesia   #pramugari
Penulis: sanusi

Mulai Hari Ini Pengusaha Tahu Tempe se-Indonesia Mogok Produksi

Senin, 9 September 2013 01:26 WIB
 Pekerja mengangkat hasil rebusan kedelai di pabrik pembuatan tempe yang terletak di Kampung Belian, Batam, Selasa (27/8/2013). Melemahnya mata uang rupiah berakibat pada naiknya harga kedelai impor. Harga bahan baku kedelai asal Malaysia di Batam mengalami kenaikan dari Rp 380 ribu menjadi Rp 425 ribu per 50 kilogram sejak dua minggu terakhir. Tribun Batam/Argianto

Mulai Hari Ini Pengusaha Tahu Tempe se-Indonesia Mogok Produksi
Tribun Batam/Argianto


Laporan Wartawan Warta Kota, Bintang Pradewo
TRIBUNNEWS.COM – Kenaikan harga kedelai yang tak wajar dan menembus Rp 9.000/kg atau bahkan mencapai Rp 10.000/kg dalam satu bulan terakhir akhirnya membuat produsen tempe dan tahu seluruh Indonesia yang tergabung dalam Gabkoptindo (Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) memutuskan mogok produksi selama 3 hari mulai Senin (9/9/2013) sampai Rabu (11/9/2013).
"Ini hasil keputusan rapat Gabkopti pekan lalu, karena sampai saat ini harga kedelai masih tinggi dan tidak stabil," kata Suyanto, Sekertaris Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gabkoptindo) saat dihubungi Wartakotalive.com, Minggu (8/9/2013) malam.
Menurut Suyanto, aksi mogok produksi ini terpaksa dilakukan karena hingga saat ini pemerintah masih belum melakukan langkah strategis untuk menekan kenaikan harga kedelai dan diprediksi akan terus terjadi.
Menurut Suyanto, selama 3 hari itu dipastikan tempe dan tahu menghilang dari pasaran di seluruh Indonesia. Ia memastikan 115.000 pengrajin tempe dan tahu di seluruh Indonesia tidak berproduksi sehingga tidak ada pasokan pada pedagang.
Suyanto menuturkan untuk Jakarta dan sekitarnya ada 5.200 pengrajin atau produsen tempe dan tahu yang juga dipastikan akan mogok produksi selama 3 hari ini.
Menurutnya pihaknya sudah membuat surat edaran akan mogok produksi ini jauh-jauh hari sehingga para pedagang yang masih memiliki stok diminta tidak menjual tempe dan tahu mereka selama 3 hari Senin sampai Rabu.
Suyanto mengklaim aksi mereka ini mendapat dukungan dari semua pedagang tempe dan tahu. "Karena hampir semua produsen atau pengrajin tempe tahu kami, juga adalah pedagang," katanya.
Terkait    #tempe   #kedelai
Editor: Dodi Esvandi
Sumber: Warta Kota