Festival
Nasional Seni Pertunjukan Indonesia 2013
21/11/2013 | Filed under: BERITA,SOSIAL
& BUDAYA | Posted by: BEN
Pentas Teater "Peni Masan
Dai" yang dibawakan siswa-siswi SMA Negeri 1 Adonara Barat di Balai
Kartini Jakarta. (Foto : Dokumentasi Mat Ryantobi-Suara Flotim)
JAKARTA,
FBC- Teater
SMA Negeri 1 Adonara Barat, Flores Timur, NTT yang membawakan ceritra
“Peni Masan Dai”, ceritra rakyat Lamaholot Flores Timur-Lembata yang berkisah
tentang pengorbanan seorang perempuan,
tampil memukau penonton dalam ajang Festival Nasional Seni Pertunjukan
Indonesia 2013, di Gedung Nusa Indah Teater, Balai Kartini, Jakarta. Selasa
(19/11/2013) malam.
Pentas
Teater “Peni Masan Dai” dibawakan siswa-siswi SMA Negeri 1 Adonara Barat,
Kabupaten Flores Timur, tampil di ajang Fetival Nasional, setelah
menyabet juara satu Lomba Teater tingkat kabupaten dan juara satu tingkat
Provinsi NTT.
“Kami
sekarang berada di sini mewakili NTT dalam Festival Nasional Seni Pertunjukan
Indonesia. Kami bangga dapat mewakili NTT dalam ajang ini,” tutur Stefanus da’
Silva, anggota dari tim pendamping Kelompok teater yang juga berperan sebagai
penata musik dalam penampilan di Balai Kartini.
Menurut Stefanus, sambutan yang luar
biasa dari para penonton yang hadir di Balai Kartini Jakarta, tidak lepas
dari persiapan matangdari siswa dan pendamping yang sudah terjadi sejak awal
perlombaan. Persiapan ini juga, menurutnya dibuktikan dengan pengakuan panitia
dengan memberi predikat kepada perwakilan NTT sebagai penata artistik terbaik.
“.
Kami bahagia karena banyak warga NTT yang datang dan mendukung kami malam ini.
Anak-anak sudah memberikan yang terbaik. Semoga bisa lolos di tahap penilaian
agar kami bisa tampil lagi,” katanya
Dia
juga mengakui kehadiran di ajang Festival Nasional, tidak lepas dari dukungan
penuh pemerintah Kabupaten Flores Timur dan Pemerintah Provinsi NTT yang
menanggung biaya perjalanan mereka.
“Pemerintah Provinsi membiayai 15 orang
sedangkan Pemerintah Kabupaten Flores Timur membiayai 7 orang.”, kata Stefanus
di Ruang Ganti Pemain seusai penampilan mereka di panggung.
Sementara Rani, siswi kelas 2 SMA
Negeri 1 Adonara Barat yang berperan sebagai “Peni” terlihat sumringah seusai
tampil malam itu. Berada di antara kerabat dan kenalannya yang hadir sebagai
pendukung malam itu, Rani merasa bahagia karena mendapat kesempatan memerankan
seorang “Peni” dengan baik.
“Senang bisa mendapatkan peran utama
karena tidak semua orang berkesempatan memerankan peran Peni”, tutur remaja
asal Desa Horowura ini.
Rani menambahkan, setelah
memenangkan juara teater tingkat provinsi, kelompok teater sekolah ini
mempersiapakan diri selama lebih kurang dua bulan. “Sebelum berangkat ke
Jakarta, kami mempersiapkan diri selama kurang lebih dua bulan,” tambah Rani
yang di akhir penyelenggaraan Festival mendapatkan predikat Pemeran (Aktor/Aktris)
terbaik dari Tim pengamat dan juri.
Peni
Masan Dai
Cerita
“Peni Masan Dai” sendiri adalah cerita rakyat masyarakat Lamaholot yang
berkisah tentang pengorbanan seorang perempuan Lamaholot demi kelangsungan
hidup saudara-saudaranya.
Peni
yang mematuhi titah Rela Wulan Tana Ekan (sebutan untuk Tuhan dalam budaya
masyarakat Lamaholot) rela dikorbankan agar darahnya serta tubuhnya dapat
dijadikan benih baru demi kelangsungan hidup saudara-saudaranya saat kekeringan
dasyat melanda kehidupan keluarga mereka.
Cerita
“Peni Masan Dai” menggambarkan besarnya nilai perempuan di tengah masyarakat Lamaholot. Ia rela
“dikorbankan”, ia rela “ditanami”, rela melakukan apa saja demi demi
keberlanjutan sebuah kehidupan.
Dalam
tradisi Lamaholot perempuan dihargai, sebagai ibu kehidupan. karena
nilai pengorbanan demi keselamatan komunitas masyarakatnya. (*Frano Padji).
Related
Posts:
No comments:
Post a Comment