Senin, 9 September 2013 01:26 WIB
Pekerja
mengangkat hasil rebusan kedelai di pabrik pembuatan tempe yang
terletak di Kampung Belian, Batam, Selasa (27/8/2013). Melemahnya mata
uang rupiah berakibat pada naiknya harga kedelai impor. Harga bahan baku
kedelai asal Malaysia di Batam mengalami kenaikan dari Rp 380 ribu
menjadi Rp 425 ribu per 50 kilogram sejak dua minggu terakhir. Tribun
Batam/Argianto

Tribun Batam/Argianto
Laporan Wartawan Warta Kota, Bintang Pradewo
TRIBUNNEWS.COM – Kenaikan harga kedelai yang tak wajar dan menembus Rp 9.000/kg atau bahkan mencapai Rp 10.000/kg dalam satu bulan terakhir akhirnya membuat produsen tempe dan tahu seluruh Indonesia yang tergabung dalam Gabkoptindo (Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) memutuskan mogok produksi selama 3 hari mulai Senin (9/9/2013) sampai Rabu (11/9/2013).
"Ini hasil keputusan rapat Gabkopti pekan lalu, karena sampai saat ini harga kedelai masih tinggi dan tidak stabil," kata Suyanto, Sekertaris Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gabkoptindo) saat dihubungi Wartakotalive.com, Minggu (8/9/2013) malam.
Menurut Suyanto, aksi mogok produksi ini terpaksa dilakukan karena hingga saat ini pemerintah masih belum melakukan langkah strategis untuk menekan kenaikan harga kedelai dan diprediksi akan terus terjadi.
Menurut Suyanto, selama 3 hari itu dipastikan tempe dan tahu menghilang dari pasaran di seluruh Indonesia. Ia memastikan 115.000 pengrajin tempe dan tahu di seluruh Indonesia tidak berproduksi sehingga tidak ada pasokan pada pedagang.
Suyanto menuturkan untuk Jakarta dan sekitarnya ada 5.200 pengrajin atau produsen tempe dan tahu yang juga dipastikan akan mogok produksi selama 3 hari ini.
Menurutnya pihaknya sudah membuat surat edaran akan mogok produksi ini jauh-jauh hari sehingga para pedagang yang masih memiliki stok diminta tidak menjual tempe dan tahu mereka selama 3 hari Senin sampai Rabu.
Suyanto mengklaim aksi mereka ini mendapat dukungan dari semua pedagang tempe dan tahu. "Karena hampir semua produsen atau pengrajin tempe tahu kami, juga adalah pedagang," katanya.
TRIBUNNEWS.COM – Kenaikan harga kedelai yang tak wajar dan menembus Rp 9.000/kg atau bahkan mencapai Rp 10.000/kg dalam satu bulan terakhir akhirnya membuat produsen tempe dan tahu seluruh Indonesia yang tergabung dalam Gabkoptindo (Gabungan Koperasi Produsen Tempe Tahu Indonesia) memutuskan mogok produksi selama 3 hari mulai Senin (9/9/2013) sampai Rabu (11/9/2013).
"Ini hasil keputusan rapat Gabkopti pekan lalu, karena sampai saat ini harga kedelai masih tinggi dan tidak stabil," kata Suyanto, Sekertaris Umum Gabungan Koperasi Produsen Tempe dan Tahu Indonesia (Gabkoptindo) saat dihubungi Wartakotalive.com, Minggu (8/9/2013) malam.
Menurut Suyanto, aksi mogok produksi ini terpaksa dilakukan karena hingga saat ini pemerintah masih belum melakukan langkah strategis untuk menekan kenaikan harga kedelai dan diprediksi akan terus terjadi.
Menurut Suyanto, selama 3 hari itu dipastikan tempe dan tahu menghilang dari pasaran di seluruh Indonesia. Ia memastikan 115.000 pengrajin tempe dan tahu di seluruh Indonesia tidak berproduksi sehingga tidak ada pasokan pada pedagang.
Suyanto menuturkan untuk Jakarta dan sekitarnya ada 5.200 pengrajin atau produsen tempe dan tahu yang juga dipastikan akan mogok produksi selama 3 hari ini.
Menurutnya pihaknya sudah membuat surat edaran akan mogok produksi ini jauh-jauh hari sehingga para pedagang yang masih memiliki stok diminta tidak menjual tempe dan tahu mereka selama 3 hari Senin sampai Rabu.
Suyanto mengklaim aksi mereka ini mendapat dukungan dari semua pedagang tempe dan tahu. "Karena hampir semua produsen atau pengrajin tempe tahu kami, juga adalah pedagang," katanya.
Baca Juga
Editor: Dodi Esvandi
Sumber: Warta Kota
No comments:
Post a Comment