Tuesday 18 March 2014

Perasaan Remuk Dikirimkan Video Istri sedang Mesum

Selasa, 18 Maret 2014 19:19 WITA
Perasaan Remuk  Dikirimkan Video Istri sedang Mesum
Tribunnews
ILUSTRASI - Dalam video mesum berdurasi lima menit 10 detik tersebut, diperankan oleh empat orang yang terdiri dari dua laki-laki dan dua perempuan.

POS KUPANG.COM--  Emosi IM (40), langsung membuncah saat menerima kiriman adegan video porno berformat 3GP oleh seorang pria tak dikenalnya. Video yang direkam dengan kamera ponsel itu, membuat jantungnya remuk. Bagaimana tidak, istrinya sendiri yang menjadi bintang film di video itu bersama pria lain.
Gara-gara video mesum ini, IM langsung menggugat cerai istrinya, JM (34), ke Pengadilan Agama Natuna.
IM yang seorang kontraktor ini, tak menyangka masalah ini bisa menimpa keluarganya. Istrinya "main gila" dengan IN saat dia dan anak-anaknya tak ada di rumah. Parahnya lagi, "permainan gila" itu direkam oleh selingkuhan istrinya. IM dan JM, adalah pasangan suami istri yang sudah memiliki 4 orang anak. Belum diketahui apa motif IN yang nekat mengirimkan video mesum itu ke IM.
"Parahnya lagi, IN juga menunjukkan adegan mesum dengan IN ke anak JM ," ujar salah seorang warga.
Sementara itu, Hakim Pengadilan Agama di Ranai, Zulfadli mengakui sidang kasus tersebut sedang berjalan.
"Namun kami belum tahu detail bagaimana video itu dikirim dan apa yang ada didalamnya. Sidang perdananya bakal segera dilakukan," kata Zulfadli, Senin (17/3/2014).
Sementara itu, Humas Pengadilan Agama Ranai Sudarman mengakui, kasus serupa sempat terjadi tahun lalu. Bahkan, kasusnya sampai ke ranah hukum dan disidang di Pengadilan Negeri Ranai.
"Dulu pernah juga ada sidang gara-gara merekam adegan mesum. Tapi kasusnya sudah selesai," ujarnya.
Tren perceraian dikatakan Sudarman meningkat di Natuna pada 2013 lalu dibanding 2012. Tahun 2012 ada 250 perkara, sementara 2013 ada 365 perkara yang ditangani oleh Pengadilan Agama. (*)
Editor: Ferry_Ndoen
Sumber: Tribunnews

Saturday 15 March 2014

Paus Fransiskus menginspirasi umat Katolik AS memberi banyak sumbangan

 http://indonesia.ucanews.com

14/03/2014 Paus Fransiskus menginspirasi umat Katolik AS memberi banyak sumbangan thumbnail

Popularitas Paus Fransiskus berdasarkan  sebuah survei baru menunjukkan bahwa ada pengaruh terhadap umat Katolik Amerika Serikat (AS) dimana mereka memberikan lebih banyak sumbangan bagi orang miskin – prioritas lain Paus tersebut, yang terpilih setahun yang lalu, tepatnya 13 Maret.
Hasil survei itu menunjukkan bahwa satu dari empat orang Katolik AS mengatakan mereka telah meningkatkan sumbangan karitatif mereka pada tahun lalu, dan 77 persen dari mereka mengatakan itu karena dampak Paus Fransiskus.
“Jelas bahwa Paus Fransiskus dan pesannya tentang sikap bela rasa  dan solidaritas khusus bagi masyarakat miskin, menginspirasi umat Katolik AS untuk mewujudkan amal kasih mereka,” kata Alexia Kelley, kepala Foundations and Donors Interested in Catholic Activities (FADICA), sebuah asosiasi yang mempromosikan karya karitatif Katolik.
Survei yang dilakukan kepada lebih dari 1.000 umat Katolik pada 7-10 Maret, digelar oleh FADICA dan sebuah kantor dari Konferensi Waligereja Amerika Serikat.
Hasil survei itu juga menunjukkan bahwa sebagian dari mereka terinspirasi untuk meningkatkan sumbangan mereka termotivasi oleh pesan Paus Fransiskus tentang sikap bela rasa bagi masyarakat miskin, dan 44 persen mengatakan desakan Paus Fransiskus untuk memperhatikan orang lain menginspirasi mereka memberikan lebih banyak sumbangan.
“FADICA melihat ke depan, data ini menunjukkan bahwa dampak Paus Fransiskus  pada sumbangan umat Katolik akan terus bertumbuh, sehingga membawa pelayanan penting Gereja dan rahmat bagi orang-orang yang paling membutuhkannya,” kata Kelley.
Sebuah survei Pew Research Center yang dirilis awal bulan ini menemukan bahwa umat Katolik AS  dan publik  memberikan Paus Fransiskus nilai yang tinggi sebagai Paus – masing-masing 85 persen dan 66 persen.
Sumber: UCA News

Polwan cantik berfoto selfie porno




MERDEKA.COM. Gencarnya budaya selfie yang semakin populer di Indonesia rupanya ada yang berakibat fatal. Contohnya foto selfie dengan telanjang bulat. Parahnya lagi malah hal itu dilakukan oleh anggota polisi wanita (polwan).

Polwan itu berinisial RS, anggota kepolisian yang berdinas di Polda Lampung. Wanita yang diketahui berpangkat Briptu ini, ternyata juga sebagai Sekretaris Pribadi (Sespri) dari istri Kapolda Lampung, Brigjen Pol Heru Winarko. RS juga sudah mengabdi selama lima tahun lamanya menjadi sespri.
Foto bugil Briptu RS yang mencuat pada Oktober 2013 lalu itu sempat menyebar luas di media sosial Facebook. Namun foto itu cepat terungkap gara-gara latar belakang foto tersebut secara tak sengaja menampilkan seragam polisi yang ikut terpotret. Dia diduga memotret dirinya sendiri dengan kamera ponsel tanpa sehelai benang menempel di tubuhnya.

Dalam penyelidikan kepolisian, ternyata foto telanjang itu disebarkan sendiri oleh B, mantan pacar RS. Pria itu mengaku telah lama menyimpan foto kiriman-kiriman langsung dari RS semasa pacaran. Foto tersebut diakui oleh B, dikirim melalui ponsel dengan alasan kangen-kangenan lantaran mereka pada saat itu sedang melakukan hubungan pacaran jarak jauh.

Hubungan yang mereka jalin pada tahun 2010 itu akhirnya kandas karena kecurigaan RS yang terbukti benar. Sebab, pada masa pacaran B sempat mengaku kepada RS sebagai lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) 2007. Hingga akhirnya pada akhir tahun 2012, RS memutuskan untuk tidak merespon ketika dihubungi B lantaran RS merasa tidak kunjung dilamar oleh B. Dari situlah B kecewa dan menyebarkan foto itu karena sakit hati mendengar kabar RS akan menikah dengan orang lain.

Kini B harus mempertanggungjawabkan perbuatannya di jeruji besi. Sedangkan RS diberi sanksi pelanggaran kode etik setelah diperiksa intensif oleh Div Propam Polda Lampung. Dia diberikan hukuman lantaran telah dianggap mencoreng nama baik Polri dengan foto pornonya.

"Polwannya sudah diperiksa Propam, sementara dikenakan pelanggaran disiplin dan kode etik sesuai Peraturan Kapolri Nomor 14 Tahun 2011," kata Kadiv Humas Mabes Polri Irjen Pol Ronny F Sompie, Senin (4/11) lalu.

Friday 14 March 2014

Suami Rekam Adegan Hubungan Intim dengan Selingkuhan

Jumat, 14 Maret 2014 09:30 WITA

Suami Rekam Adegan Hubungan Intim dengan Selingkuhan
net
video-mesum
POS KUPANG.COM, MALANG -- Seorang mahasiswa fakultas hukum di salah satu perguruan tinggi swasta di Malang, Jawa Timur, ditahan polisi karena merekam sendiri video saat dia berhubungan intim dengan seorang mahasiswi, yang menjadi selingkuhannya.
Pria berinisial VZB (22) itu adalah seorang mahasiswa yang sudah beristri dan dikarunia seorang anak yang baru berumur satu tahun.
Namun, VZB memiliki selingkuhan seorang mahasiswi, yang juga teman kuliahnya. VZB, tinggal di Desa Sumberejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang.
Kamis (13/3/2014) siang, ia ditahan kepolisian, Polres Malang karena perbuatannya. "Pelaku (VZB), terbukti merekam sendiri video hubungan intimnya dengan seorang mahasiswi yang diakui selingkuhannya," kata Kasatreskrim Polres Malang, AKP M Aldy Sulaeman.
Pelaku membenarkan jika dia masih menjadi mahasiwa aktif. Ia memang sudah memiliki istri dan seorang anak yang masih berumur satu tahun.
"Di video itu pacar saya, satu kelas dengan saya di kampus. Saya melakukan hubungan intim dan saya rekam jadi video, saat istri saya tidak di rumah. Istri dan anak saya pulang ke rumah mertua di luar Malang. Saat itu, saya mengajak pacar saya ke rumah," cerita VZB.
Saat melakukan hubungan intim dengan pacarnya, VZB merekamnya sendiri dan sudah atas restu pacarnya. "Awalnya, saya iseng merekam itu menggunakan handphone saya," akunya sembari merundukkan kepala.
Diketahui ada rekaman video mesum di handphone VZB, sang istri langsung melaporkannya ke Mapolres Malang. "Istrinya pelaku yang melaporkannya ke sini dengan barang bukti video mesum itu," kata Kasatreskrim Polres Malang, AKP M Aldy Sulaeman.
Akibat perbuatannya, VZB dijerat Pasal 27 ayat 1, junto Pasal 45 ayat 1 Undang-undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Transaksi Informasi dan Elektronik.
"Bisa juga dijerat pasal-pasal 284. Adapun ancaman hukumannya diatas 10 tahun penjara," tegas Aldy. (kompas.com/Yatimul Ainun)
Editor: alfred_dama
Sumber: Pos Kupang

Thursday 13 March 2014

Juru Parkir Maumere Mengaku Dapat 'Layanan' Gratis Kakak Beradik

Laporan Wartawan Pos Kupang, Feliks Janggu
TRIBUNNEWS.COM, MAUMERE - Ada kisah lain di balik profesi sebagai juru parkir liar di Kota Maumere. Dengan polos Petrus Sani Tokan mengungkapkan hari-hari hidupnya di Kota Maumere. Setiap pagi ia keluar dari emperan Pasar Bertingkat Maumere menuju Tempat Pendaratan Ikan (TPI). Dia melakukan pungutan sewa parkir di sana.
Dia mencuri start dengan para satpam di sana yang tidak mengizinkan hal itu dilakukan.
"Kalau pagi itu satpam tidak ada," tuturnya kepada Pos Kupang (Tribunnews.com Network) di Kantor Pol PP di Maumere, Rabu (12/3/2014).
Dengan bermodalkan karcis yang dipungut di jalan dan pemberian juru parkir di pertokoan Maumere, Tokan bisa mencari keberuntungan dengan menjual jasa parkir kepada masyarakat umum.
Setiap hari dia bisa mendapatkan uang Rp 20.000 sampai Rp 30.000. Uang itu dimanfaatkannya untuk makan dan minum dan hiburan lainnya. Sedangkan malam harinya mereka berjalan keliling kota, taman kota dan kemudian menginap di emperan Pasar Bertingkat Maumere.
Tokan ternyata tidak sendirian. Diakuinya, setiap malam dia tidur bersama dengan sahabatnya, dua cowok dan dua cewek. Dua cewek itu kakak beradik, berasal dari Kupang. Mereka berkumpul bersama sekitar pukul 03.00 atau pukul 04.00 Wita. Kemudian sekitar pukul 05.00 Wita dua cewek itu pergi meninggalkan Pasar Bertingkat Maumere.
Alumnus SMAK PGRI Lewoleba, Lembata ini dengan polos mengungkapkan dirinya setiap malam melakukan hubungan seks dengan pekerja seks komersial (PSK).
"Mereka teman kami, tetapi kami tidak tahu mereka kerja apa di Kota Maumere. Setiap malam dini hari, mereka datang kakak beradik dan kami melakukan hubungan. Kami gratis, tidak bayar," tutur Tokan dengan lugu.
Dijelaskan Tokan, dua kakak beradik, Intan dan Siska, itu tidak mempunyai pekerjaan di Kota Maumere. Mereka hanya jalan-jalan saja.
"Tidak kerja, mereka hanya jalan-jalan begitu saja. Tiap malam, pagi sekitar pukul 04.00 mereka datang ke Pasar Bertingkat," tutur Tokan lagi.
Baca Juga:
Juru Parkir Maumere Mengaku Dapat 'Layanan' Gratis Kakak Beradik
Barca Ingin Martino Bertahan Hingga 2015

Tawuran antar Mahasiswa (Alor & Sumba) Dipicu Dendam Lama

Jumat, 14 Maret 2014 08:22 WITA
 
Tawuran antar Mahasiswa Dipicu Dendam Lama
POS KUPANG/DION M KOTA
BERI ARAHAN--Kapolres Kupang Kota, AKBP Tito Basuki, Priyatno, S.Ik, memberikan arahan kepada para mahasiswa asal Sumba dan Alor yang terlibat tawuran si Oesapa saat berada di Mapolres Kupang Kota, Kamis (13/3/2014). INZET: Barang bukti berupa parang, pisau, batu, botol minuman keras dan tas yang digunakan untuk menyimpan batu dalam aksi tawuran antarmahasiswa di Oesapa diamankan di Mapolres Kupang Kota, Kamis (13/3/2014). 

POS-KUPANG.COM, KUPANG --- Tawuran antarmahasiswa asal Sumba dan mahasiswa asal Alor yang berdomisili di Kelurahan Oesapa pada Rabu  (12/3/2014) hingga Kamis (13/3/2014) dinihari itu diduga terjadi karena dendam lama.
Dalam aksi tawuran itu, polisi mengamankan barang bukti berupa belasan parang, dua ember batu berbagai ukuran, pisau dan sebotol minuman keras. Polisi menyita barang itu saat razia setelah mendengar adanya gejolak antara mahasiswa asal Sumba dan mahasiswa asal Alor di Kelurahan Oesapa.
Kapolres Kupang Kota, AKBP Tito Basuki Priyatno, S.Ik menyampaikan itu saat memberikan arahan kepada 82 mahasiswa yang ditangkap karena terlibat aksi tawuran.  Tito mengatakan, apa yang para mahasiswa ini telah meresahkan masyarakat sekitar Oesapa dan Kota Kupang. Aksi tawuran mahasiswa asal dua daerah itu telah mengganggu keamanan di Kota Kupang.
"Orang tua kirim kalian ke Kupang untuk sekolah, bukan untuk saling perang. Kemarin kalian merusak mobil dan melukai seorang aparat kepolisian, sekarang kalian melakukan aksi tawuran yang meresahkan warga sekitar dan menyebab kerusakan rumah warga," kata Tito.
Kapolres menjelaskan, setelah berkoordinasi dengan pemerintah Kelurahan Oesapa dan Babinsa yang mencium ada gejolak tawuran, maka sekitar pukul 20.00 Wita, aparat Polres Kupang Kota melakukan patroli untuk mengamati keadaan di wilayah Oesapa.
Setelah melihat adanya gejolak yang diperlihatkan oleh mahasiwa asal Sumba, demikian Tito, polisi melakukan razia. Polisi akhirnya menangkap beberapa mahasiswa di sejumlah kos  dan menemukan beberapa barang bukti yang menunjukkan adanya indikasi akan melakukan  penyerangan. Barang bukti itu berupa parang, batu dan barang tajam lainnya.
"Saya akan mengusulkan agar acara adat yang menggunakan parang, baik pada saat pesta maupun acara penyambutan lainnya tidak perlu digunakan, diganti kayu saja supaya mencegah jangan sampai hal seperti ini terulang lagi di masa  mendatang. Saya berharap kalian yang hari ini ditangkap bisa sadar dan tidak mengulangi hal ini. Berhenti duduk kumpul-kumpul,  apalagi sambil minum  minuman keras. Kami tidak main-main memberi tindak tegas jika mahasiswa kembali berulah," tegas Tito.
Sulaiman, salah seorang perwakilan dari orang tua Sumba menyatakan sangat menyesal terhadap aksi mahasiswa asal Sumba tersebut.
"Saya berterima kasih karena aparat kepolisian dapat bertindak cepat sehingga konflik tidak meluas. Masalah yang empat hari lalu belum selesai kalian sudah buat masalah lagi. Kasihan orang tua kalian di Sumba bekerja setengah mati untuk membiayai kalian sekolah, tetapi kalian malah berkelahi," kata Sulaiman.
Pantuan Pos Kupang di Polesta Kupang Kota, para mahasiswa yang ditangkap dikumpulkan di belakang kantor polesta didata dan diberikan pengarahan.  Terlihat sekitar 82 mahasiswa yang ditahan, ada yang tanpa menggunakan baju. Tampak barang bukti yang disita, antara lain parang, pisau, batu, tas yang digunakan sebagai tempat menyimpan batu dan sebotol minuman keras.
Kapolesta Kota Kupang, AKBP Tito Basuki Priyatno, memutuskan untuk mengembalikan para mahasiwa kepada orangtua untuk dibina agar kejadian ini tidak terjadi lagi.  
"Silakan ambil kembali barang kalian yang telah kami sita, tetapi khusus barang tajam tidak kami kembalikan untuk mencegah penyalahgunaan barang tajam ini di masa yang akan datang. Kami tidak akan main-main kalau tindakan yang kalian lakukan mengancam keamanan orang banyak," tandas Tito.
Untuk diketahui, Aparat Polres Kupang Kota mengamankan sekitar 82 mahasiswa yang kuliah di Universitas Nusa Cendana (Undana), Universitas PGRI, Universitas Kristen Artha Wacana (UKAW) dan Politani di Jalan Suratim, Kelurahan Oesapa, Kecamatan Kelapa Lima, Kota Kupang, Kamis (13/3/2014) dinihari.
Mereka diamankan karena mabuk-mabukan, membawa senjata tajam dan berpotensi melakukan aksi tawuran.Kapolres Kupang Kota, AKBP Tito Basuki Priyatno, menyampaikan itu melalui Wakapolres Kupang Kota, Kompol Yulian Perdana, yang dihubungi Pos Kupang, Kamis. (13/3/2014) siang.
Penulis: alwy
Editor: omdsmy_novemy_leo

Mahasiswa Indonesia (Constantinus Satrio) Juara Lomba Sains di India


 Kamis, 13 Maret 2014 15:53 WITA



POS KUPANG. COM, LONDON - Mahasiswa Indonesia di India, Constantinus Satrio, berhasil menyabet juara pertama dalam ajang lomba bergengsi Annual Science, Technology, and Management Festival of IIT Delhi (TRYST) yang diadakan Indian Institue of Technology Delhi, New Delhi India, baru baru ini.
Karya Satrio, mahasiswa Indonesia, tahun ketiga program studi strata 1 aplikasi komputer, di Universitas Agra, ini bertemakan Manual Automatic Transmission Controller, demikian Humas PPI India,Taufiq Kusuma, dari London, Kamis.
Satrio dalam presentasinya mengatakan,   sistem pengendalian transmisi sepeda motor yang bisa di kendalikan dengan dual mode yaitu mode manual yang sewaktu-waktu bisa diubah ke mode otomatis atau sebaliknya sangat bermanfaat.
Dikatakan dia, orang yang lebih cenderung suka menggunakan mode manual mengalami gangguan otot, atau ada anggota keluarga lain yang sudah tua, yang sewaktu-waktu ingin menggunakan motor dalam mode otomatis.
Motor jadi lebih fleksibel, efisien, karena ada saat-saat tertentu ketika motor lebih nyaman dalam mode manual dan ada kalanya dalam mode otomatis.
Inovasi mahasiswa yang hobi memasak, balap motor, angkat besi, dan mengutak atik alat-alat elektro ini juga dinilai dari segi efisiensi, ekonomis, dan tentu memenuhi kerealistisan untuk di aplikasikan atau merupakan teknologi tepat guna.
Satrio menjawab lugas semua keraguan dewan juri pada saat sesi tanya jawab setelah mempresentasikan karyanya seperti yang ditampilkan di video rekaman presentasinya tersebut.
Ada dua alasan teknis yang dijelaskan Satrio yaitu murah dan bisa diaplikasikan, karena desain yang disederhanakan, serta kontrol kopling dan karburator menggunakan solenoid meminimalkan jumlah komponen yang dipakai, karena tidak perlu throttle position sensor.
Jumlah transistor penggerak daun karburator juga berkurang dari empat menjadi satu.
Solenoid juga memungkinkan pemasangan transmisi ini tanpa merubah mesin, karburator, ataupun gearbox, hanya tinggal potong kabel gas, kopling, dan merubah sistem pengungkit transmisi dari luar gearbox. 2.
Peningkatan efisiensi hingga 20 persen : Transmisi sepeda motor berbasis CVT mengalami rugi daya hingga 20 persen, sebab gesekan yang terjadi saat perpindahan rasio transmisi di karet penggerak. CVT juga rentan mengalami kerusakan mendadak jika dipergunakan untuk beban berat.
Transmisi otomatis tidak mengalami rugi-rugi daya karena menggunakan gearbox manual yang dikontrol oleh motor listrik, serta kopling yang dikontrol solenoid, sehingga daya yang dipergunakan untuk perpindahan gigi hanya listrik dari alternator motor.
Ketahanan dan reliabilitas transmisi otomatis juga meningkat, diserahkan karet CVT harus diganti secara berkala, sementara transmisi tidak memerlukan overhaul berkala jika tidak ada kerusakan pada sistem kontrol elektroniknya.
Dalam penelitian ini, Satrio tidak mendapat bantuan dana dari pihak-pihak yang seharusnya bisa membantu.
IIT Delhi merupakan universitas top tidak hanya di India, tetapi juga di dunia bersama dengan IIT Bombay yang masuknya lebih susah dari pada masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (antara news)
Editor: agustinus_sape

Wednesday 12 March 2014

Ditawari Antar ke Kampus, Mahasiswi Ini Dicabuli di Penfui

Rabu, 12 Maret 2014 00:09 WITA
Ditawari Antar ke Kampus, Mahasiswi Ini Dicabuli di Penfui
Net Ilustrasi
 
POS KUPANG.COM, KUPANG -- Malang nasib MD (20) warga kelurahan Oebobo kecamatan Oebobo Kota Kupang. MD yang merupakan mahasiswi PGRI ini menerima tawaran YsN warga RT/14 RW/04 Kelurahan Fatululi kecamatan Oebobo,  Kota Kupang.
Namun bukannya mengantar ke kampus, MD justru dicabuli di kawasan sekitar Jalan Klaret Penfui Kupang.
Kabag Humas AKP Januarius Mau Saat ditemui Pos Kupang diruang kerjanya, Selasa (11/3/2014) mengatakan kejadian tersebut sudah terjadi pada Rabu (5/3/2014) namun baru melapor ke Polres Kupang Kota pada Minggu (9/3/2014) malam.
Hingga kini aparat Polres Kupang Kota masih melaukan penyelidikan.
Januaris Mau menjelaskan, singkat cerita, MD yang hendak ke kampus pada Rabu (5/3/2014) ditawari oleh YsN untuk mengantarnya ke kampus Universitas PGRI NTT. MD yang merasa terbantu dengan tawaran itu langsung menerimanya.
MD bukannya langsung diantar ke kampus, namun masih diajak jalan-jalan oleh pelaku  ke arah Jalan Klaret Penfui dan masuk ke semak-semak yang sepi.
Di TKP tersebut, pelaku  memarkir motornya di semak-semak dan memulai aksinya bejatnya dengan merayu MD untuk berhubungan badan. Ajakan tersebut terang saja ditolak MD.
Ys yang marah kemudian menendang bagian belakang tubuh MD bahkan menginjak korban serta menarik baju gadis itu hingga robek.
Pelaku yang tak terkendali kembali mengajak MD untuk melayani nafsunya, namun lagi-lagi MD menolak. Ys kemudian meramas dada wanita itu. Sementara MD terus merontak untuk mempertahankan dirinya.
Ys yang mulai panik dan merasa tidak aman akhirnya mengambil tas korban yang berisi Leptop ACCER berwarna abu-abu dan langsung melarikan diri meninggalkan korban di tempat itu. (jj)
Editor: alfred_dama
Sumber: Pos Kupang

Tuesday 11 March 2014

Tenaga Honor Beristri Cabuli Siswi SMP

Selasa, 11 Maret 2014 11:31 WITA
Tenaga Honor Beristri Cabuli Siswi SMP
Net Ilustrasi
 
Laporan Wartawan Pos Kupang, Alfons Nedabang 
POS KUPANG.COM, TAMBOLAKA -- Dionisto Casto alias Denis (29), tenaga kontrak daerah yang bekerja di Bagian Tata Pemerintahan Setda Kabupaten Sumba Barat Daya (SBD) harus berurusan dengan polisi. Lelaki beristri yang kini mendekam di sel Polsektif Loura itu kedapatan mencabuli MM (14), siswi kelas 3 salah satu SMP di Kota Tambolaka.
Aksi bejat Denis terungkap Senin (3/3/2014). Sekitar pukul 17.00 Wita, Denis mendatangi rumah MM yang beralamat Jalan BTN, Desa Pogotena, Kecamatan Loura. Pada saat itu, orang tua MM sedang berada di kebun. MM sendirian di rumah.
Denis yang sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh penyidik Polsektif Loura, memaksa korban dengan cara menutup mulut korban dengan tangan. Selanjutnya pelaku mengangkat baju korban dan meraba-raba buah dada korban, serta menyuruh korban memegang alat vitalnya.
Beberapa saat kemudian, datang ibu korban yang pada saat itu mendengar ada suara dari dalam rumah dan langsung mendobrak pintu. Tersangka melarikan diri sampai dijemput dan diamankan di Polsektif Loura.
Ditemui di ruang kerjanya, Senin (10/3/2014), Kapolsektif Loura, Kompol Yohanis Lapu, membenarkan adanya kasus tersebut. Menurutnya, tersangka adalah tetangga korban. Tersangka sering bermain di rumah korban. Peristiwa itu terjadi karena pelaku memaksa korban.
"Ada unsur paksaan. Anak ditarik ke kamar saat orang tua korban ke kebun. Saat di kamar pelaku menindih korban, mencium dan remas payudara. Korban disuruh pegang alat vitalnya. Ibu korban pulang dan hendak masuk rumah lewat pintu belakang, melihat ada orang masuk ke kamar korban. Ibu korban berjalan ke samping rumah, pelaku loncat keluar jendela, lari ke kebun jagung dan akhirnya diamankan polisi," jelas Lapu yang saat itu didampingi Kanit Reskrim, Aipda Kadek A Parwata.
Dari hasil pemeriksaan, tambah Kadek Parwata, korban mengaku sudah berhubungan badan setahun yang lalu. Pelaku merenggut kegadisannya sekitar Januari 2013, pada saat itu korban masih duduk di kelas 2 SMP. Aksi korban terus berlanjut dan berulang-ulang, selagi ada kesempatan.
"Dari hasil visum tidak ditemukan tanda-tanda persetubuhan baru dan tanda-tanda kekeraan akibat perlawanan. Tapi tampak ada robekan selaput darah. Jadi, mungkin sebelumnya mereka sudah berhubungan badan," jelas Kadek Parwata sembari menambahkan Denis sudah ditahan dan masa penahanannya berakhir 23 Maret 2014. Menurut Kadek Parwata, kasus ini sudah mau dilimpahkan ke Kejaksaan Negeri Waikabubak. *
Editor: alfred_dama
Sumber: Pos Kupang

Monday 10 March 2014

Tersangka Pembunuhan Sara Belum Tentu Alami Gangguan Psikologis


  Kusmiyati

(twitter.com dan path.com)


Liputan6.com, Jakarta Meski belum tentu mengalami gangguan psikologis, Ahmad Imam Al Hafitd (19) dan Assyifa Rani (19) pelaku pembunuhan Ade Sara Angelina Suroto (19) disebutkan tetap butuh pendamping seorang psikolog.
Demikian disampaikan Psikolog Klinis, Baby Jim Aditya saat diwawancari Liputan6.com, Senin (10/3/2014).

"Kita jangan dulu mengansumsikan semua yang dilakukan mereka karena ada gangguan psikologis. Perlu wawancara khusus yang mendalam kepada mereka. Jangan karena ada bukti sedikit kemudian diasumsikan mereka mengidap gangguan. Tapi mereka butuh psikolog," kata Baby.

Baby menambahkan, ada hal paling penting yang harus diteliti dari kasus pembunuhan yang menimpa Ade Sara Angelina Suroto (19) ini.
"Perlu dilihat faktor-faktor kenapa hal itu bisa terjadi. Paling penting itu yang harus diteliti dan didalami adalah perasaan keduanya. Kenapa Hafidz ingin balikan kepada mantan padahal punya pacar? Kenapa anak yang belum 20 tahun itu sudah selingkuh? Dan kenapa Syifa begitu rela berkorban demi pacar," kata Baby.

Dari pertanyaan itu, menurut Baby akan ketemu solusi masalah yang dihadapi keduanya. "Sekali lagi kita juga perlu melihat apa penyebabnya sampai mereka melakukan hal tersebut. Mungkin karena pola asuh orangtuanya yang salah, atau karena lingkungannya. Lihat penyebabnya dulu bukan langsung pertanyakan dampaknya," kata Baby.
 
(Abd)

Monday 3 March 2014

Dua Pemburu Liar Tewas, Barang Bukti Rusa Mati Diamankan

Minggu, 2 Maret 2014 21:45 WITA
Dua Pemburu Liar Tewas, Barang Bukti Rusa Mati Diamankanistimewa
ilustrasi 
POS KUPANG.COM, LABUAN BAJO -- Pengelola Balai Taman Nasional Komodo (BTNK) sudah mengamankan barang bukti terkait kontak senjata antara tim operasi gabungan melawan warga asal Bima yang memburu rusa di Pulau Komodo.
"Kami sudah mengamankan barang bukti berupa speed boat milik tim operasi gabungan yang terdapat bekas tembakan, rusa yang sudah mati dan serpihan peluru," kata Kepala BTNK, Sustyo Iriyono, Sabtu (1/3/2014).
Dia menjelaskan, beberapa saat setelah kejadian, petugas BTNK terjun ke lokasi untuk melihat kondisi, termasuk mengamankan barang bukti.
Penanganan kasus itu, demikian Sustyo, pihaknya  menyerahkan kepada instansi yang berwenang. Selain itu, lanjut Sustyo, staf BTNK dalam hal ini polisi kehutanan yang ikut dalam tim operasi gabungan sudah dimintai keterangan, Jumat (28/2/2014).
Dari  keterangan mereka, demikian Sustyo, kuat dugaan warga asal Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), masuk kawasan Taman Nasional Komodo (TNK) untuk melakukan perburuan liar rusa. Hal itu dikuatkan seekor rusa yang sudah mati di sekitar lokasi kontak senjata.
"Selama ini sudah dua kali kontak senjata. Kontak senjata pertama para pemburu liar berhasil melarikan diri. Sudah ada informasi intelijen yang mengatakan bahwa ada perburuan liar rusa di wilayah TNK," papar Sustyo.
Kapolres Manggarai Barat (Mabar), AKBP Jules Abraham Abast, S.Ik   mengatakan, pihaknya tetap meningkatkan pengamanan untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Jules membenarkan bahwa dua orang korban dari pihak pemburu liar meninggal dunia di Bima beberapa saat setelah terjadinya kontak senjata.
"Dua orang itu meninggal dunia di Bima. Belum diketahui  apakah meninggal di rumah sakit, puskesmas atau di rumahnya. Saat ini kami tetap melakukan prosedur siaga seperti biasanya. Patroli untuk pengamanan ditingkatkan dan berkoordinasi dengan instansi terkait lainnya, antara lain Dandim dan Posal," kata Jules.
Jules menjelaskan, personel Brimob yang ikut dalam tim operasi gabungan itu sudah dimintai keterangannya oleh Provost Brimob. Pihaknya juga sudah melaporkan kejadian itu secara tertulis kepada Kapolda NTT di Kupang.
"Untuk personel Brimob yang ikut dalam tim operasi gabungan sudah dimintai keterangannya di Labuan Bajo oleh Provost Brimob terkait kronologi kejadian," ujarnya.
Informasi yang dihimpun Pos Kupang menyebutkan, dua orang warga Bima yang meninggal dunia sempat dilarikan ke Rumah Sakit Muhamadiyah Bima, tetapi naywa mereka tidak bisa diselamatkan. Aiman (30), menghembuskan nafasnya sekitar pukul 01.00 Wita pada Kamis (27/2/2014) malam. Sedangkan Faisal (35) meninggal dunia sekitar pukul 03.00 dini hari.
Para pemburu liar tiba di Bima sekitar pukul 23.00 Wita Kamis malam, setelah terlibat kontak senjata dengan tim operasi gabungan di TNK. Jumlah  warga yang datang berburu liar masih simpang siur. Ada yang mengatakan 10 orang, ada yang menduga tidak sampai 10 orang.
Sebelumnya diberitakan, dua orang warga Bima, NTB meninggal dunia dalam kontak senjata dengan petugas tim operasi gabungan yang terdiri  10 orang personel Brimob dan tujuh orang petugas TNK di Toro Langkoi atau Loh Belanda di Pulau Komodo bagian barat, Kabupaten Manggarai Barat (Mabar) pada  Kamis (27/2/2014) malam sekitar pukul 18.20 Wita. Warga Bima yang diperkirakan berjumlah 10 orang saat itu diduga hendak melakukan perburuan liar rusa-rusa di kawasan TNK.
Kepala Bagian Humas Polda NTT, AKBP Okto Riwu, dikonfirmasi Pos Kupang, Sabtu, (1/3/3014) siang mengatakan, masalah yang terjadi di Pulau Komodo masih perlu diselidiki kronologi kejadian.
"Kami  belum menerima informasi yang jelas tentang kontak senjata di TNK itu. Saya sudah kontak ke sana (Polres Manggarai Barat di Labuan Bajo), tapi belum tersambung," ujar Okto. (ser/aa)
Editor: alfred_dama
Sumber: Pos Kupang

Dikira Tidur Tukang Bangunan Tewas di Belakang Sekolah

Minggu, 2 Maret 2014 22:20 WITA
Dikira Tidur Tukang Bangunan Tewas di Belakang SekolahPOS KUPANG/JUMAL HAUTEAS
Jenazah Markus Lengari saat di balik oleh anggota tim Identifikasi Polres TTU, Sabtu (1/3/2014), untuk mengidentifikasi kondisi tubuh korban. 
 
POS KUPANG.COM, KEFAMENANU -- Markus Lengari (26), seorang tukang bangunan, Sabtu (1/3/2014), ditemukan tewas di belakang gedung Sekolah Dasar (SD) GMIT Oetalus, Kelurahan Oelami, Kecamatan Bikomi Selatan, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU).
Markus, warga Kelurahan Bansone, Kecamatan kota Kefamenanu, ditemukan tak bernyawa lagi oleh Deki Nubatonis, siswa Kelas IV SD GMIT Oetalus, sekitar pukul 06.40 Wita.   Di tubuh korban tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan. Deki kemudian memberitahukan kepada temannya. Informasi penemuan mayat Markus dilanjutkan kepada orangtua mereka di rumah yang tidak jauh dari tempat penemuan mayat Markus. Orangtua Deki dan beberapa warga melaporkan penemuan mayat Markus  kepada pihak kepolisian.
Kepada Pos Kupang Deki Nubatonis menuturkan, ia saat itu hendak ke sekolah. Sebelum sampai di sekolah, ia melihat ada tubuh orang yang dikira sedang tidur di belakang sekolahnya. Karena itu, ia menyampaikan kepada salah seorang temannya, lalu keduanya menyampaikan kepada orangtua mereka.
"Saya belum sampai di sekolah, saya lihat ada orang tidur di belakang sekolah. Saya kasih tahu teman dan orang tua di rumah. Setelah dilihat ternyata bukan orang tidur,
tapi sudah meninggal," ujarnya.
Deki mengatakan, ia mengetahui Markus sebagai salah satu tukang yang mengerjakan proyek rehab sekolah mereka. Tetapi, Deki mengaku tidak mengetahui persis siapa nama korban sebenarnya. "Saya biasa lihat dia (korban) di sini karena kerja sekolah
kami. Tetapi saya tidak tahu namanya," katanya.
Kapolres TTU, AKBP. Drs. I Gede Mega Suparwitha, M.Si, kepada Pos Kupang, Sabtu (1/3/2014), mengatakan, ia  mendapat laporan via telepon sekitar pukul 07.00 Wita dari masyarakat setempat mengenai  penemuan mayat di sekitar SD GMIT Oetalus.
Menindaklanjuti informasi itu, demikian Suparwitha, ia bersama Wakapolres TTU, Kompol Dede Rochmana, S.H, S.Ik, dan tim Polres TTU turun ke lokasi melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP).
"Kami mendapat informasi dari masyarakat sekitar pukul 07.00 Wita, sehingga langsung turun ke TKP dan identifikasi oleh anggota tim identifikasi. Di tubuh korban tidak ditemukan  tanda-tanda kekerasan sehingga kami (polisi) bawa ke rumah sakit dan otopsi," jelasnya.
Suparwitha menyatakan, kepolisian akan bekerja  profesional untuk menuntaskan kasus ini. Namun pihaknya berharap dukungan masyarakat sekitar yang mungkin ada informasi mengenai aktivitas korban di sekitar lokasi kejadian dalam kurun waktu beberapa hari terakhir ini. Informasi itu  dapat membantu polisi menangani kasus ini.
Mengenai hasil otopsi jenazah Markus, Suparwitha mengatakan, hasilnya belum dikeluarkan oleh pihak Rumah Sakit Umum (RSU) Kefamenanu. Ia berharap hasil otopsi mayat Markus dapat memberikan petunjuk bagi polisi untuk melakukan penanganan masalah ini.
"Hasil otopsinya belum ada, tetapi jenazah korban sudah kami serahkan kembali kepada keluarga untuk dimakamkan," jelas Suparwitha.
Pantauan Pos Kupang, Sabtu (1/3/2014), jenazah Markus ditemukan tepat di belakang ruangan gedung SD GMIT Oetalus, pada ruangan paling ujung bangunan yang menghadap ke ruas jalan Kefamenanu-Eban.
Informasi yang diperoleh menyebutkan, selama ini ruangan itu dipakai Markus untuk beristirahat setiap malam. Markus ditemukan dalam keadaan tertelungkup dengan tangan kirinya dalam posisi terlipat dan berada dekat paha kirinya. Tangan kanannya terentang dengan posisi kaki mengarah ke bangunan.
Markus diduga menghembuskan napas terakhir pada malam hari karena saat ditemukan tubuhnya  sudah  kaku dan  tidak dapat diperbaiki lagi kedua tangannya yang tidak berada pada posisi yang sempurna. Markus diketahui tidak bermasalah dengan orang lain, dia  berada di lokasi untuk menjaga material bangunan yang ada di lokasi sekolah itu. Pasalnya, rehab gedung sekolah itu dikerjakan oleh sanak keluarga korban. (meo)
Editor: alfred_dama
Sumber: Pos Kupang

3 Foto Ibu Menyusui yang Mencetak Kontroversi

Minggu, 2 Maret 2014 22:10 WITA
3 Foto Ibu Menyusui yang Mencetak KontroversiUSMAGAZINE
Gisele Bundchen banyak menghabiskan waktu dengan putrinya. 

KOMPAS.com – Ketika berada di ruang publik, para ibu pada umumnya memilih ruang tersembunyi untuk menyusui. Namun, tiga orang ibu berikut ini malah memilih cara serta lokasi  unik dan terbilang kontroversial saat menyusui bayi mereka. Berikut ulasannya!
  
Foto ibu menyusui anak sambil berdandan
Gisele Bundchen dikenal sebagai supermodel dengan bayaran tertinggi, suaminya Tom Brady, seorang atlet Baseball tersohor. Jadi, tidak perlu heran bila gaya hidupnya tidak sama dengan para ibu muda pada umumnya di dunia. Ketika foto Gisele sedang berdandan  sembari menyusui putrinya yang baru berusia satu tahun dan dikelilingi tiga orang penata rias, diunggah pada akun instagramnya, sejumlah tanggapan dan komentar pun berkecamuk. Mulai dari yang bernada positif hingga negatif, silih berganti mengomentari foto Gisele.
“Setelah 15 jam berada di dalam pesawat, entah apa jadinya penampilanku tanpa tim penata rias ini,” tulis Gisele yang asal Brazil ini pada status fotonya tersebut. 

Foto ibu menyusui anak sambil mengayuh sepeda
ODDEE.COM Seorang ibu di China nekat menyusui bayinya sambil bersepeda 
Para pengguna jalan di Yuzhou, China, melaporkan kepada polisi mengenai perilaku mematikan seorang ibu yang sering terlihat mengendarai sepeda sambil menyusui anaknya. Satu tangan menggendong anak laki-lakinya yang berusia 18 bulan, satu tangan lainnya mengendalikan stang sepeda. 
Ketika kedapatan tengah bersepeda sambil memberikan ASI di jalanan yang padat kendaraan bermotor, polisi segera memanggil sang ibu nekat ini. Menurut kesaksiannya, si ibu membela diri karena tidak tega mendengar bayinya menangis, kelaparan ingin menyusu. Meski begitu, karena tindakannya dapat membunuh sang anak, polisi tetap memberikan peringatan keras padanya, agar tidak mengulangi kebiasaan gilanya tersebut.
Foto ibu Menyusui sambil menyetir mobil dan menelpon
ODDEE.COM Ilustrasi
Pada tahun 2009, seorang ibu bernama Genine Compton terlihat tengah asik menyetir mobil sembari berbicara lewat ponsel, dan menyusui bayinya! Polisi yang secara tidak sengaja melihat “aksi” Genine tersebut, segera menghentikan mobilnya yang sedang berkendara di kawasan pinggir kota Kettering, Amerika Serikat.
Pembelaan yang disampaikan oleh Genine adalah tidak tega mendengar tangisan bayinya yang masih berumur di bawah dua tahun, karena ingin menyusu. Pihak kepolisian mengganjarnya dengan undang-undang perlindungan anak di bawah umur. (oddee/kompas.com)
Editor: alfred_dama
Sumber: Kompas.com