Kamis, 13 Maret 2014 15:53 WITA
POS KUPANG. COM, LONDON - Mahasiswa Indonesia di
India, Constantinus Satrio, berhasil menyabet juara pertama dalam ajang
lomba bergengsi Annual Science, Technology, and Management Festival of
IIT Delhi (TRYST) yang diadakan Indian Institue of Technology Delhi, New
Delhi India, baru baru ini.
Karya Satrio, mahasiswa Indonesia,
tahun ketiga program studi strata 1 aplikasi komputer, di Universitas
Agra, ini bertemakan Manual Automatic Transmission Controller, demikian
Humas PPI India,Taufiq Kusuma, dari London, Kamis.
Satrio dalam
presentasinya mengatakan, sistem pengendalian transmisi sepeda motor
yang bisa di kendalikan dengan dual mode yaitu mode manual yang
sewaktu-waktu bisa diubah ke mode otomatis atau sebaliknya sangat
bermanfaat.
Dikatakan dia, orang yang lebih cenderung suka
menggunakan mode manual mengalami gangguan otot, atau ada anggota
keluarga lain yang sudah tua, yang sewaktu-waktu ingin menggunakan motor
dalam mode otomatis.
Motor jadi lebih fleksibel, efisien, karena
ada saat-saat tertentu ketika motor lebih nyaman dalam mode manual dan
ada kalanya dalam mode otomatis.
Inovasi mahasiswa yang hobi
memasak, balap motor, angkat besi, dan mengutak atik alat-alat elektro
ini juga dinilai dari segi efisiensi, ekonomis, dan tentu memenuhi
kerealistisan untuk di aplikasikan atau merupakan teknologi tepat guna.
Satrio
menjawab lugas semua keraguan dewan juri pada saat sesi tanya jawab
setelah mempresentasikan karyanya seperti yang ditampilkan di video
rekaman presentasinya tersebut.
Ada dua alasan teknis yang
dijelaskan Satrio yaitu murah dan bisa diaplikasikan, karena desain yang
disederhanakan, serta kontrol kopling dan karburator menggunakan
solenoid meminimalkan jumlah komponen yang dipakai, karena tidak perlu
throttle position sensor.
Jumlah transistor penggerak daun karburator juga berkurang dari empat menjadi satu.
Solenoid
juga memungkinkan pemasangan transmisi ini tanpa merubah mesin,
karburator, ataupun gearbox, hanya tinggal potong kabel gas, kopling,
dan merubah sistem pengungkit transmisi dari luar gearbox. 2.
Peningkatan
efisiensi hingga 20 persen : Transmisi sepeda motor berbasis CVT
mengalami rugi daya hingga 20 persen, sebab gesekan yang terjadi saat
perpindahan rasio transmisi di karet penggerak. CVT juga rentan
mengalami kerusakan mendadak jika dipergunakan untuk beban berat.
Transmisi
otomatis tidak mengalami rugi-rugi daya karena menggunakan gearbox
manual yang dikontrol oleh motor listrik, serta kopling yang dikontrol
solenoid, sehingga daya yang dipergunakan untuk perpindahan gigi hanya
listrik dari alternator motor.
Ketahanan dan reliabilitas
transmisi otomatis juga meningkat, diserahkan karet CVT harus diganti
secara berkala, sementara transmisi tidak memerlukan overhaul berkala
jika tidak ada kerusakan pada sistem kontrol elektroniknya.
Dalam penelitian ini, Satrio tidak mendapat bantuan dana dari pihak-pihak yang seharusnya bisa membantu.
IIT
Delhi merupakan universitas top tidak hanya di India, tetapi juga di
dunia bersama dengan IIT Bombay yang masuknya lebih susah dari pada
masuk Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. (antara news)
Editor: agustinus_sape
No comments:
Post a Comment