
POS KUPANG/FELIKS JANGGU
Suster
Alfonsa, CB menyampaikan seruan keadilan dan kedamaian untuk bumi
Lembata saat bersama
ribuan warga demo di Mapolres Lembata, Senin (20/1/2014).
ribuan warga demo di Mapolres Lembata, Senin (20/1/2014).
Laporan Wartawan Pos Kupang, Feliks Janggu
POS KUPANG.COM, LEWOLEBA -- Para imam terus
menyuarakan dan menuntut keadilan ditegakkan di bumi Lembata. Lembata
harus dibangun dengan kedamaian dan cinta.
Segala tindakan kekejian, kekerasan dan penyiksaan terhadap para
tersangka pembunuhan tidak dibenarkan dan melanggar bukan hanya Hak
Asasi Manusia (HAM), melainkan juga KUHP yang ditegakan oleh penegak
hukum.
Setiap kali pastor berorasi, mereka menyatakan siap mati untuk
keadilan dan kedamaian di bumi Lembata. Bahkan Suster Alfonsa, CB pun
tidak tahan dan menyampaikan seruan keadilan dan kedamaian untuk bumi
Lembata.
Para penegak hukum agar jujur, adil dan tidak melakukan pembohongan
terhadap masyarakat Lembata. Usut tuntas kematian almarhum Laurens
Wadu. Jika tidak, kejadian yang sama akan terulang lagi di masa
mendatang.
Sebelumnya, para imam, biarawan/biarawati, warga dari berbagai agama
di Kabupaten Lembata bersama dengan Forum Penyelamat Lewotanah Lembata,
Senin (20/1/2014), berdemonstrasi ke Markas Polres (Mapolres) Lembata.
Ribuan masyarakat Lembata itu mendatangi Mapolres Lembata sambil
mengusung peti mati dan disemayamkan di halaman Mapolres Lembata. Mereka
membangun kemah di halaman Mapolres Lembata untuk menginap menunggu
kedatangan Kapolda NTT, Brigjen Polisi I Ketut Untung Yoga Ana, di
Lewoleba.
Aksi solidaritas kemanusiaan untuk keadilan bagi penuntasan
pengusutan aktor intelektual di balik kematian almarhum Aloisius
Laurensius Wadu, itu berlangsung tenang, aman dan damai.
Demonstrasi berawal dari Gereja Beneaux Lewoleba. Umat dari berbagai
paroki dengan koordinator para pastor mereka masing-masing sebelum ke
Mapolres Lembata berkumpul di halaman Gereja Katolik Santo Beneaux
Lewoleba.
Para pastor, suster dan frater bersama umat mengusung peti mati yang
kemudian disemayamkan di Mapolres Lembata. Pendemo berkeliling Kota
Lewoleba dikawal aparat keamanan dari Polres Lembata.
Aksi ribuan warga Lembata itu karena tidak puas dengan kinerja
penyidik Polres Lembata terkait pengungkapan kasus pembunuhan mantan
Kepala Dinas Perhubungan Lembata, almarhum Aloisius Laurens Wadu.*
Editor: alfred_dama
Sumber: Pos Kupang
No comments:
Post a Comment